Senin, 16 November 2009

Fic: A Girl From Hell

Author : Ilma Arifiany
Disclaimer : Sam & Dean Winchester punyanya WB terus Enma Ai, Ren Ichimoku, Wanyuudo, sama Hone Onna dari Jigoku Shojo Manga & Anime Punyanya Miyuki Eto & Studio Deen. Tokoh lainnya termasuk Pak Satpam punya saya sendiri.

Peringatan :
- Maaf Kalau ceritanya aneh & Jelek. Terus Kasih Komen ya…agar meningkat.
- Segala Kesalahan mohon dimaafkan karena masih pemula. Manusia itu gak ada yang sempurna.
Genre : Horror
Batasan umur : Untuk semua umur deh kayanya.
Size : 22,074 Characters, 4204 words

Sinopsis : Sam and Dean go to Japan to investigate Sam's dream about Jigoku Shoujo. Sam dan Dean pergi ke Jepang untuk menyelidiki mimpi Sam tentang Jigoku Shoujo


A Girl From The Hell


Sebuah mobil Impala melaju di sepinya jalan. Sinar matahari yang bertambah terang seiring dengan berjalan nya waktu, perlahan menyinari mobil tersebut. Tampak dua orang pria berada dalam mobil tersebut. Mereka adalah Dean dan Sam Winchester.

“Ingat Dean, nanti kau tidak boleh meracau, menggerutu, mengoceh sana-sini, ataupun cerewet dan mengeluh,” Kata Sam, yang saudara yang lebih muda, menasihati kakaknya, Dean.

“Oke, boss. Tapi kenapa kita harus naik pesawat?” Tanya Dean sambil mengeluh.

“Tentu saja! kamu mau pergi ke Jepang sambil berenang?” Kata Sam menjawab keluhan Dean.


**********************
Sehari Sebelumnya

“Kabarnya...kualitas rasa kue buatan anda menurun, saya sampai khawatir, tapo yang ini hebat sekali.” kata seorang penilai yang sedang menilai toko d’or yang sedang mencicipi sepotong kue.

“Ah,itu hanya karena sedikit kecerobohan saya,” tanggap Chef Morisaki, pemilik toko yang bertampang culas.

“Yamazaki,” Ia memanggil salah satu karyawannya, ”Aku akan istirahat sebentar. Tolong siapkan sesuai resep ya,” lanjutnya. Kemudian ia pergi ke sebuah ruangan yang kosong dan menyalakan rokoknya. Tiba-tiba terasa angin dingin berhembus, membuatnya merinding.

“Kau tidak membuatnya,” terlihat seorang gadis yang menggunakan kimono bermotif bunga, bermata merah, berambut panjang dan yang paling mengejutkan, melayang.

“Si..siapa kamu?” tanya Morisaki terkejut dengan kehadirannya.

“Selama ini kau menyuruh Hiromi membuat resep, pantas saja kualitas kuemu menurun sejak ia keluar dari toko ini, kau yang kebingungan, menyuruh seseorang mencuri resepnya, kau tidak rela ia lebih berbakat darimu.” Kata gadis itu memaparkan apa yang telah dilakukan oleh Morisaki, membuat Morisaki terhenyak, karena hal tersebut adalah rahasia terbesarnya.

“Jangan sembarangan!” teriak Morisaki tidak terima dengan perkataan gadis itu, ia kemudian hendak memukul gadis tersebut.

“Ah!” katanya setelah gerakan tangannya di tahan oleh daun-daun yang entah bagaimana dapat melakukannya.

“Tanganmu cuma bisa untuk melukai, bagaimana kalau kau mati saja?” kata gadis itu. Kemudian ia melemparkan bunga-bunga yang sangat banyak ke Morisaki. Bunga-bunga tersebut terasa menyakitkan, seperti senjata ninja.

“Ah! Tolong!” teriak Morisaki kesakitan dan ketakutan.

Kemudian setelah ia membuka matanya, ia tidak melihat gadis itu. Ia melihat ke sekililingnya, ia tetap tidak melihat gadis itu. Ia pun beranggapan bahwa tadi ia hanya berkhayal, khayalan yang terasa amat nyata.

“Ah, jadi kau orang yang mencuri resep itu ya...” tiba-tiba muncul seorang wanita yang memegang sebuah majalah.

“Apa kau maksud? Majalah apa ini?” Morisaki merebut majalah dari tangan wanita itu dengan kasar. Ia pun terkejut melihat berita tentang ia ada di majalah. Ia pun memanggil karyawan-karyawannya, tetapi tidak ada satupun yang datang.

“Permisi, kami dapat laporan bahwa toko ini tidak higienis. Kami datang untuk mensterilkannya.” tiba-tiba muncul seorang pria muda dan seorang pria yang lebih cocok dipanggil kakek, karena kulitnya sudah keriput.

“Apa tidak mungkin!” katan Morisaki, ia terkejut untuk yang kesekian kali. Kemudian ia mengambil salah satu bungkusan kue yang ada di dekatnya, tanpa ia sadari semut-semut yang sangat banyak bermunculan di kue tersebut dan menjalari tangannya.

“Semut...cepat basmi mereka!” perintahnya. Kemudian ia jatuh tersungkur. Ia merasa lengket, hingga ia menyadari bahwa ia terjatuh pada lem serangga.

“Ah, padahal sudah kupasang lem serangga, apa sekalian ku basmi saja kamu ini?” kata pria yang lebih muda.

“Apa kalian mau membunuhku?” kata Morisaki. ”Cepat tolong aku!” lanjutnya.

“Daripada dengan obat serangga...lebih baik langsung dibakar,” kata pria itu lagi.

Kemudian Morisaki melihat sebuah mata yang besar di wajah pria muda itu, lelaki tua berubah menjadi sangat menyeramkan, wanita tado memperlihatkan tulang wajah dan jari-jarinya, dan gadis itu muncul lagi. Akhirnya terdengarlah suara teriakan ketakutan dari Sang Chef.

Sam terbangun dari tidurnya. Ia bermimpi kembali. Setelah sekian lama ia tidak bermimpi. Nafasnya memburu. Kali ini ia merasa bahwa mimpinya itu terasa sangat nyata. Ia khawatir jika ia kembali memiliki premonisi. Ia dengan segera membangunkan Dean dan menceritakan mimpinya. Dia hanya tertawa mendengarnya.

“Tidak mungkin! Kau hanya membangunkan ku untuk mengatakan itu, gadis bermata merah, wanita yang bisa menunjukan tulang-tulangnya, pria yang mempunyai mata besar di wajahnya. Hal itu tidak mungkin!” Kata Dean menanggapi cerita Sam sambil menahan tawa.

“Aku Serius, Dean! Lagi pula hal itu mungkin bila dilakukan oleh iblis!” Kata Sam. Ia melakukan jurus mata anjingnya lagi pada Dean.

“Oke,” lata dean setelah melihat keseriusan adiknya dan dicampur dengan rasa tidak tega. ”Ayo pergi ke Jepang!”


*******************

“Dean, santai,” Kata Sam menenangkan kakaknya.

“Kamu tidak tahu betapa takutnya aku!” Kata Dean, ia tidak bisa tenang sejak turun dari pesawat.

“Aku tahu, tapi kita sudah turun dari pesawat, Dean, masa kamu masih takut?”

“Aku mau ke toilet.” Kata Dean akhirnya.

“Bukankah di pesawat kau sudah berkali-kali ke toilet?”


********************

Dean berjalan dengan cepat ke arah toilet, tapi tiba-tiba muncul seorang gadis yang berlari kearahnya, dan BRUKK!!! Mereka bertabrakan dengan suksesnya.

“Aduh, Maaf-maaf.” Gadis itu berkata dalam bahasa yang sama sekali tidak di mengerti oleh Dean. Bahasa Indonesia.

“Aku tidak mengerti, bisa bicara pakai bahasa Inggris?” Tanya Dean, dalam satu-satunya bahasa yang ia ketahui, Bahasa Inggris.

“Ukh. Maaf,” gadis itu minta maaf lagi. Kali ini untuk dua hal : Menabrak Dean dan bicara dalam bahasa Indonesia, yang jelas-jelas gak bakal dimengerti orang karena ini Jepang bukan Indonesia.

“Tidak apa-apa,” kata Dean merendah hati sambil bantu membereskan barang-barang gadis tersebut yang terjatuh. “Aku duluan ya, kebelet nih,” Lanjut Dean kemudian langsung menuju toilet pria.

“Terima kasih!” teriak gadis itu meskipun Dean udah masuk ke toilet.

*******************

Sam menunggu Dean sambil meminum kopi yang baru saja di belinya. Setelah beberapa lama menunggu, ia mulai tidak sabar. Ia memutuskan menyusul Dean.

Ia berjalan menuju toilet. Brukk!!! Ia menabrak seseorang dan orang itu langsung jatuh tepat di hadapannya, kalah dengan badan besar Sam. Kopi Sam tumpah mengenai bajunya dan kepala orang yang ia tabrak.

“Maaf,” kata Sam menyadari kesalahannya dan baru menyadari bahwa yang ditabraknya adalah seorang gadis yang mungkin umurnya sekitar 15 tahunan.

“Tidak, kamu tidak perlu minta maaf karena aku yang salah,” kata gadis itu, iaberpikir bahwa ia yang salah, karena memang ia dari tadi berlari dari arah toilet karena ingin cepat sampai di rumahnya. Karena itulah sekarang ia telah menabrak 2 orang pria tampan dan baik hati. Suatu keberuntungan besar baginya, “Ah, kausmu jadi basah dan kotor, ayo kita bersihkan,” lanjutnya.

“Apa?” Sam akan mengucapkan tidak usah tapi si gadis sudah menariknya menuju ke sebuah kursi.

Setelah membuka tisu basah yang dibawanya, gadis tersebut berusaha membersihkan kotor dibaju Sam. Tapi setelah berapa lama, ia akhirnya menyerah. Karena kotor tersebut tidak hilang-hilang.

“Sudah, tidak apa-apa, biarkan saja begitu,” kata Sam kasihan melihat keputusasaan gadis itu.

“Hey Sam!” tiba-tiba Dean muncul di belakang si gadis.

“Kau kemana aja sih! Dari tadi ditungguin tidak datang-datang!” Sam langsung memarahi Dean.

“Siapa nih?” tanya Dean tak memedulikan omelan Sam. “Eh, kamu kan yang tadi!”

“Eh, Ah, Iya,” kata gadis itu bingung dengan berkumpulnya dua orang yang ia tabrak.

“Bajumu kenapa, Sam? Hey rambutmu juga basah gitu, ada apa?” tanya Dean. Dan Sam pun menceritakan kejadian tadi.

*******************

Dean tertawa mendengar cerita tadi. Dan sampai saat ini tawanya belum berakhir.

“Bagaimana bisa kau menabrak 2 orang sekaligus dalam satu hari? Itu artinya kau sangat sangat ceroboh tau!” kata Dean.

“Ukh,” keluh si Gadis mendengar ejekan Dean. Ternyata ini orang nyebelin juga. Tiba-tiba sebuah ide muncul dibenaknya, “Hey, kalian datang darimana?” tanyanya.

“Memang kenapa?” tanya Dean balik. Dan kini tawanya sudah berhenti.

“Nggak. Kalau kalian butuh tempat menginap, kalian bisa menginap dirumahku,” kata gadis itu.

******************

Akhirnya mereka pun menginap di rumah gadis itu. Setelah berdebat dengan Iruma -nama gadis itu- tentang memangnya boleh? Bagaimana dengan orang tuamu? Dan ternyata ia saat ini tinggal sendiri. Karena orang tuanya sekarang lagi liburan dan bulan madu entah ke berapa di Indonesia. Ia itu blasteran Indonesia-Jepang.

Setelah beberapa hari Sam dan Dean tinggal di sana, ia pun tahu bahwa mereka adalah seorang pemburu iblis, karena tak sengaja mendengar mereka mengobrol. Mereka pemburu yang datang kesini karena ingin menyelidiki mimpinya Sam. Dan ini yang masih membuatnya bingung, kenapa mereka menyelidiki mimpi Sam? Memang Sam dukun apa?

Pada hari ini mereka jalan-jalan ke tempat apapun yang ia ketahui. Sok tahu padahal paling susah menghafal jalan.

“Hari ini kita mau apa?” tanya Dean.

“Ke sekolah,” jawab Iruma.

“Hah ngapain?” tanya Sam ikut menimpali.

“Ngambil buku yang ketinggalan dari sejak mulai liburan, dan baru inget sekarang kalo tu buku ketinggalan, makanya lebih baik buru-buru diambil daripada keburu lupa lagi.” Jelas Iruma panjang lebar sepanjang sungai citarum.

Dan penjelasan itu mengundang pandangan yang berarti : “Pikun banget sih,”

“Pokoknya, ayo, dan Dean, kau bisa melihat banyak cewek seksi disana.” lanjutnya di tambah sedikit bujukan.

“Oke,” kata Dean langsung setelah mendengar kalimat itu.

Sam hanya menghela nafas panjang.

*******************

“Wah, benar juga katamu, betah deh aku disini,” kata Dean sambil memandangi cewek-cewek yang berjalan menggunakan kaos kekurangan bahan dan rok mini setengah paha.

“Nggak boleh, kita banyak pekerjaan lain tau,” kata Sam yang pipinya malah bersemu merah melihat kelakuan kakaknya.
“Yee, kita kesini karena siapa, jangan menyalahkan aku dong kalau aku betah disini,” kata Dean lagi.

“Udah kalian diam saja tak usah bicara, lagi konsentrasi nih,” kata Iruma memotong pembicaraan kedua orang yang lebih tua darinya itu.

“Konsentrasi untuk apa?” tanya Dean.

“Pak, saya boleh masuk?” tanya Iruma pada pak satpam mengacuhkan pertanyaan Dean.

“Boleh, mau mengambil buku yang ketinggalan lagi ya?” Jawab Pak Satpam, tampaknya satpam ini mengenal Iruma dan tahu tindak-tanduknya seperti apa.

“Iya,” jawab Iruma, “Ngomong-ngomong saya tuh kelas berapa sih?” lanjutnya.
“3-2”, Jawab Pak Satpam sambil tersenyum dan berpikir, aduh ini anak masih muda tapi pikun banget.

“Makasih,”

Sementara itu Dean melihat-lihat dan mencari cewek untuk dijadikan objek pandangan. Sementara Sam melihat-lihat kesekitar. Dan ia melihat seseorang. Ia merasa tahu siapa dia.

“Ma, itu siapa?” tanyanya sambil menunjuk gadis itu.

“Oh, itu Enma Ai. Dia juga teman sekelasku. Kenapa?” Jawab Iruma, Sam terlihat pucat, meskipun di bawah terik panas matahari.

“Dean! Itu gadis dalam mimpiku!” teriak Sam.

******************
“Nih,” kata Iruma menyerahkan hal-hal yang diminta Sam dan Dean Kemarin.

“Wow, terimakasih,” kata Dean dengan mulut penuh makanan, “Hebat juga kamu,” lanjutnya lagi.

“Kembali,” jawab Iruma sambil mengambil makanan lalu melanjutkan, “Ya iyalah aku hebat, kan aku seksi absensi.”

“Apa hubungannya dengan mengumpulkan data?” tanya Sam sambil baca hasil ‘penyelidikan’ Iruma.

“Kamu tidak pernah sekolah ya? kan kalau seksi absensi itu pasti punya data siswa lah, kalau ada anak yang tidak masuk sekolah lama, bisa ditelepon atau kalau nggak didatengin rumahnya, oh iya, data Enma gak tau bener gak tau salah, soalnya aku pernah kesana tapi rumahnya kosong,” Jelasnya lagi sambil memakan makanannya, “Eh, kan gak sopan ngomong sambil makan. “

“Kenapa gak ngomong dari tadi?” Protes Sam.

Hening… Sam dicuekin oleh Dean dan Iruma yang sibuk makan.

*****************

“Bener ini rumahnya kan?” tanya Dean sambil mengamati rumah kosong dihadapannya.

“Kan udah aku bilang kalau ini belum tentu rumahnya!” protes Iruma.

“Iya, maaf deh! Sekarang kita kemana Sam?” tanya Dean pada Sam yang berada di sampingnya.

Sam hanya diam mendengar pertanyaan kakaknya itu.

“Aduh Sammy sayang...jangan ngambek dong. Jadi jelek tu mukanya.” Kata Dean menggoda Sam yang marah karena dicuekin tadi pagi.

“Jangan panggil aku Sammy lagi!” kata Sam dengan kasar.

“Kita makan aja yuk. Laper nih.” Kata Iruma menyela pertengkaran mereka.

“Ayo! Nanti kita balap makan yuk!” ajak Dean.

“Oke! Siapa Takut!” tantang Iruma.

Sam tambah cemberut.

****************

“Siap, mulai!” Teriak Iruma memulai pertandingan lomba makan yang diadakan di sebuah restaurant seperti KFC atau Mc Donals dengan peserta 2 orang, Dean Winchester to Iruma Hanamori. Mereka pun mulai makan dengan lahapnya. Sementara Sam Wichester yang berada satu meja dengan meraka pipinya langsung bersemu merah. Memang susah berada bersama seorang kakak yang menyebalkan sekaligus gadis aneh. Tapi tiba-tiba ia mempunyai Sebuah ide cemerlang. Ia keluar dari restoran tersebut kemudian masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil...Ia melihat seseorang...Enma Ai... Ia kemudian mendapat sebuah ide. Ia akan mengikutinya. Ia menyalakan mobil dengan kunci yang kebetulan menggantung ditempatnya.

Kurang dari 20 menit, Ia pun akhirnya sampai disebuah tempat. Rumah itu rumah jepang kuno. Ia memutuskan keluar untuk berkeliling melihat-lihat.

Ia berjalan terus, sampai akhirnya melihat sebuah sungai. Dan saat itulah ia melihat Enma sedang mandi. Ia pun kabur dari tempat itu.

******************

“Kau habis darimana sih Sam! Aku kepanasan nih disini nungguin kamu,” kata Iruma protes karena Sam meninggalkan ia dan Dean pada saat meraka sedang mengadakan lomba makan, yang setelah beberapa rounde dimenangkan oleh iruma, dan membiarkan mereka menunggu selama satu jam diluar Karena mobilnya dipake sama Sam.

“Udah, anggap aja impas, oke? Oh, iya ma, kamu tahu gak hal-hal yang lagi hot di Jepang saat ini dan berbau Supernatural?” tanya Sam tanpa perasaan bersalah sedikit pun.

“Tumben nanya., oke, pertama, jangan panggil aku Ma karena aku bukan ibumu, kedua, aku tahu,” Kata Iruma.

“Ada apa sebenarnya, Sam?” tanya Dean yang lagi menguyah hamburger.

“Tidak usah banyak nanya, jawab saja,”

Iruma pun menarik nafas, “Oke, ada rumor tentang aebuah website yang hanya bisa diakses pada tengah malam, namanya Jigoku Tsushin atau kalau dalam bahasa inggris Hell’s Correspondence, website ini dapat membunuh orang dengan hanya menuliskan namanya.” Jelas Iruma.

“Wow, kalau kaya gitu kita gak usah cape-cape nyari Lilith dong, Sam! ” cerocos Dean.

”Dean, Kita buka website itu malam ini juga.” perintah Sam. Dean langsung tersedak.


*****************


あなたの怨み、晴します

Huruf itulah yang pertama kali muncul pada saat mereka membuka website itu. Warnanya terkesan sangat dark dan Gloomy. Hanya ada 2 kalimat. Satu lagi berupa Kata Send dalam huruf kanji.

“Itu apa artinya, Ma?” Kata Dean.

“Anata nourami, harashimasu Artinya We will take Revenge, on your behalf, terus yang tombol itu artinya Send atau Submit.”

“Oh,” sahut Sam dan Dean.

“Apa perlu kita coba?” tanya Dean.

“Jangan!!!” bentak Iruma.

“Kenapa?” tanya Sam dan Dean bersamaan.

“Mmm...karena kalau kita mengetik nama orang ia akan datang dan memberi sebuah boneka. Jika kita menarik tali yang ada pada boneka tersebut, maka kita telah benar- benar yakin dan bersedia menanggung resikonya, setelah itu akan muncul tanda di dada kita.” Jelasnya dengan wajah yang memunculkan ekspresi aneh.

“Resiko...resiko apa?” Tanya Dean ikut tegang dan teringat akan perjanjiannya dengan demon. Kini waktunya tinggal beberapa waktu lagi. Ia mulai khawatir tentang sesuatu.

“Resiko...hmmm...gini dengan menarik tali itu berarti kita telah membuat perjanjian bahwa setelah kita mati, kita akan langsung masuk ke Jigoku...Neraka,” tambah Iruma.

Mendengar hal ini Dean dan Sam terkejut. Berarti selain Dean dan John Winchester banyak orang lain bernasib sama...membuat perjanjian dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Dan kini Sam menyadari sesuatu.

“Iruma, kenapa kamu begitu banyak mengetahui tentang hal seperti itu? Menurutku orang awam itu akan tahu akan hal itu, kecuali ia telah menggunakannya,” kata Sam. Mendengar perkataan Sam Iruma terkejut, sangat terkejut.

“Itu...” mata Iruma mulai berkaca-kaca.

“Kenapa?”


***********

“Ya, aku pernah melakukannya, dulu, aku mempunyai seseorang yang sangat aku benci...dia adalah pembunuh kakakku, aku sangat menyesal telah melakukannya, tapi aku tak bisa menyalahkan siapapun, aku hanya bisa menyalahkan diri sendiri, kalian jangan pernah melakukannya, jangan, atau kalian akan menyesal, dan Jigoku Shoujo eh Hell Girl itu Enma Ai, sepertinya ia sedang melaksanakan tugasnya di sekolahku,” Ia berkata dalam tangisannya.

“Kakak?” tanya Dean.

“Iya, kakak laki-laki, namanya Kristan, aku sangat sayangnya Tapi ia meninggal, dibunuh oleh gurunya, ia seorang Chef, seorang Chef yang hebat, ia telah membuat banyak resep, kemudian Ia dibunuh...tepat dihadapanku, pada saat aku masih 10 tahun, reesep-resepnya pun dicuri,” Ia masih menangis...menangisi masa lalunya.

“Aku mengerti,” Dean berbarengan. Ya, ia mengerti, ia sangat mengerti perasaan itu.

“Lebih baik sekarang kita tidur,” kata Iruma yang langsung masuk kekamarnya meninggalkan Sam dan Dean.


***********

Jam dinding menunjukan pukul 12 malam. Ia belum tidur. Entah ia menunggu apa. Ia hanya diam. Tiba-tiba angin berhembus kencang.Ia melihatnya lagi. Enma Ai, gadis itu telah hadir lagi sekarang, dalam suasana berbeda dan juga maksud yang berbeda.

“Kau jarang belajar tapi kau selalu mendapat nilai yang bagus kan?” kata Ai. Sekarang ia tahu apa maksud kedatangannya ke sini. Terbalik dengan kedatangannya sebelumnya.

“Jika kau ingin mengambil jiwaku, ambil saja, aku sudah pasrah,” katanya. Enma sama sekali tak menggubris.

“Komik apa ini?” tiba-tiba suara seorang pria terdengar dari rak bukunya.

“Aku sudah bilang jika kalian ingin jiwaku, ambil saja dan Ichimoku-san, menjauhlah dari buku-bukuku, mereka sangat berharga,” tegasnya.

“Wah, menantang kau rupanya,” datanglah seorang pria tua.

“Wanyuudo-san, kau aneh deh,” Ejeknya.

“Berani sekali kau,” datang lagi seorang wanita yang lebih tua darinya.

“Hone Onna, kau datang juga ya...Old Lady,”

“Apa? Kau benar-benar berani y,” teriak Hone Onna, ia benci jika dipanggil tua.

“Kau memang benar-benar nakal, ya rupanya.” Kata Ren Ichimoku ikut dalam pembicaraan.

“Masa? Kalian sendiri? Kalian dengan seenaknya mengambil jiwa orang-orang. Padahal mungkin ada diantara mereka yang tidak bersalah,” tambahnya.

Tiba-tiba bunga-bunga menyerangnya. Ia mengerti, ini sudah dimulai.

“Kau tidak mengerti,” kata Enma Ai.

“Ya, aku memang tidak mengerti.” Kemudian ia melihat Ren menunjukan mata besarnya, Wanyuudo, Serta Hone Onna yang menunjukan tulang-tulangnya. Setelah itu semuanya gelap. Baginya lebih gelap dari hitam.

Sam tersadar dari tidurnya. Ia kembali bermimpi. Premonisi lain. Dan kini orang yang akan jadi orang selanjutnya adalah orang yang dikenalnya. Iruma.

***************

“Iruma, kemasi barangmu sekarang juga.” Kata Sam begitu melihat Iruma keluar dari kamarnya.

“Hah, apa? Kalian mau mengambil alih rumahku ya?” tanya Iruma terkejut.

“Udah, jangan banyak tanya, pokoknya harus udah beres sebelum aku balik kesini!” perintah Sam.

“Dean, ayo kita berangkat,” kata Sam begitu melihat Dean bangun dan menariknya ke arah mobil.

“Eh, kemana?” tanya Dean yang belum sepenuhnya sadar.

“Woi, tunggu!” teriak Iruma, tapi sayang, mereka telah berada di mobil.

***************

Mereka sampai di tempat yang kemarin sempat Sam kunjungi. Mereka keluar dari mobil mereka, dan berjalan ke arah rumah. Mereka pun mengetuk pintunya.

“Siapa?” terdengar suara dari balik pintu.

“Aku tak mengerti,” Kata Dean.

“Hmmm, siapa?” kata Suara itu lagi.

“Kami hanya ingin bertemu dengan Enma Ai,” kata Sam.

“Dia sedang tidak ada di rumah,”

“Oh, please, kami punya urusan penting dengannya, karena dia itu gadis neraka,
kata Sam lagi.

Kemudian Pintu terbuka, “Bagaimana kalian tahu?” Kata seorang pria muda yang kini ada dihadapan mereka. Pria yang muncul di mimpi Sam.

“Kalian tidak perlu tahu tentang itu,” kemudian Sam dan Dean masuk ke dalam rumah tersebut.

“Hey!” teriak Pria bernama Ren Ichimoku tersebut.

Mereka masuk ke sebuah ruangan. Disana mereka melihat Enma Ai, Serta ada 2 orang lagi.

“Apa yang kalian inginkan?” Kata Enma tanpa menunjukan ekspresi sedikitpun.

“Wow,” kata Dean begitu melihat Hone Onna. Sam mencubit Dean, membuatnya meringis sedikit.

“Kami hanya ingin mengatakan satu hal padamu, tolong hentikan pekerjaanmu,” kata Sam langsung ke inti pembicaraan.

“Aku tidak bisa,” Kata Enma.

“Kenapa?” kata Sam dan Dean bersamaan.

“Hey, kalau kamu Jigoku Shoujo, aku akan jadi Jigoku Shounen-mu,” tambah Dean dan akhirnya ia malah diinjak Sam. Sam sedikit bingung, bercanda di saat seperti ini sepertinya bukan kebiasaan Dean.

“Karena ini pekerjaanku, aku tidak bisa meninggalkan, aku sudah berjanji padanya,”kKata Enma lagi.

“Pada siapa?” tanya Dean penasaran.

“Pemimpin neraka,” jawab Enma.

"Sebenarnya, aku ingin memberitahumu, kamu akan diperintah untuk membunuh Iruma Hanamori, tolong jangan lakukan itu,” mohon Sam.

“Aku tak tahu,” kata Enma.

“Dean, ayo keluar dari sini,” sambil berkata begitu Sam keluar dari rumah tersebut. Yang penting ia telah menyampaikan tujuannya. Dean dengan segera menyusulnya

Setelah Sam dan Dean Keluar...

“Enma, kamu mendapat sebuah tugas,” kata Ren. Kemudian ia mengatakan nama orang yang menjadi target berikutnya. Iruma Hanamori.

***************

“Kita ngapain sih?” tanya Iruma begitu Sam dan Dean ada di mobil.

“Udahlah ikut aja,” kata Dean.

“Kalian mau culik aku ya?” tanyanya lagi dengan nada yang mulai panik.

“Nggak, cuma kabur aja.” Kata Sam.

“Kabur? Kabur dari apa? Jangan-jangan salah satu dari kalian akan diambil jiwanya sama Enma ya???” tebak Iruma, senyum yang dipasangnya dari tadi perlahan menghilang.

Kemudian secara bersamaan melihat ke belakang memandang Iruma dengan tatapan menyuruh diam dan tatapan aneh.

“Jangan-jangan...bukan kalian, tapi aku?” kata Iruma lagi, senyumnya benar-benar menghilang.

Kali ini ia menerima tatapan terkejut.

“Jadi...Benar,” kata Iruma. Kemudian terjadi keheningan dalam kurun waktu 2 menit.

“Kita makan dulu, yuk, lapar nih.” Kata Iruma akhirnya, berusaha mencairkan suasana.

*********

“Kenapa kau malah makan padahal nyawamu sendiri terancam?” kata Sam. Iruma menoleh kearahnya.

“Karena kalau aku gak makan bisa-bisa aku mati lebih cepat.” kata Iruma.

“Ohhhh.” Kata Dean.

“Kenapa Sam yang nanya kamu yang oh?” tanya Iruma.

“SSAD,” kata Dean.

“Hah?” kata Sam dan Iruma.

“Suka-suka aku dong,” kata Dean lagi dengan sebuah cengiran.

“Udah ah aku bayar dulu,” Kata Iruma. Ia pun berjalan kearah kasir, dan BRUKK!!! Ia menabrak seseorang.

“Aduh! Maaf-maaf,” kata Iruma.

“Hey, Iruma-chan,” terdengar suara yang ramah.

“Sora-san?” tanya Iruma lagi. Pipinya bersemu merah saat melihat pria yang seumuran dengannya. “Sedang apa disini? Bukannya lagi liburan di Paris ya?” lanjutnya.

“Udah pulang kok. Kamu gak berubah ya selama liburan,” kata Sora. Mereka pun berjalan berdua menuju kasir.

“She has a crush on him.” kata Dean mengomentari adegan tadi.

“Bagaimana kamu tahu?” tanya Sam.

“Ada aja,” kata Dean, membuat kesal Sam.

************

“Sam, kapan jiwaku akan diambil?” tanya Iruma Penasaran.

“14 Februari 2009 pukul 11 malam,” jawab Sam.

“Wah, Hari Valentine tuh,” kata Dean dibalas dengan tatapan tajam dari Sam.

“Iya..ya.” kata Iruma merenungi nasibnya. Entah Keberuntungan atau bukan baginya, ia pernah berada dalam dua posisi yang berbeda. Mungkin antara dua-duanya.

“Sekarang tanggal berapa?” tanya Sam.

“Tanggal 14,” kata iruma.

“Hah, masa? Secepat itu?” kata Dean. Kemudian Ia melihat jamnya. “Berarti waktumu tinggal 11 jam lagi dong?” lanjutnya.

“Iya,” jawab Iruma, nadanya terdengar sedih.

“Tenang, kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi,” kata Sam.

“Iya,” kata Iruma lagi.

“Jangan ngomong iya melulu dong!” Kata Dean yang lagi nyetir tanpa tahu kemana mereka akan pergi.

“Mau ngomong apa lagi?”

“Sebaiknya kita menginap di hotel dulu deh,” kata Sam. “Tuh ada Hotel kita kesana aja,”

Dean pun membelokkan Impalanya dan memarkirkannya.

“Berapa kamar, pak?” kata Receptionist.

“1 kamar 3 kasur ada?” tanya Sam.

“Gak ada tuh pak,” kata Recepcionist lagi sambil memandang Iruma.

“Dia adik kami,” kata Dean. Tetapi receptionist malah makin curiga. Ya jelas lah, ras aja beda, wajah beda, gimana bisa jadi kakak-adik.

“Saya adik tiri mereka. Gini ceritanya, waktu itu ayah saya meninggal, terus ibu saya...” karang Iruma sambil berusaha akting.

“Tidak usah dijelaskan,” kata Receptionist.

“Ya sudah 1 kamar 2 saja,” kata Sam.

“Ini kuncinya, kamarnya nomor 102,” kata resepsionis sambil menyerahkan kunci.

“Yuk ke kamar,” kata Dean.

**********
Mereka menunggu dengan tegang. Saat ini waktu menunjukan pukul 22.42. Semakin mendekati 11 malam. Waktu berjalan terasa begitu cepat.

Pukul 22. 50 suasana semakin tegang.

Pukul 23.00 Tak ada tanda-tanda kedatangan Jigoku Shoujo.

Pukul 24.05 Setiap orang mulai tersenyum.

“Aku sudah terselamatkan kan?” kata Iruma.

“Mungkin,”

“Oh, iya, bukankah kalian berencana pulang besok, ya?” tanya Iruma.

“Iya sih. Tapi kami tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan begini,” kata Sam.

“Tapi kalian juga tidak bisa terus-terusan bersamaku, 2 hari lagi orang tuaku pulang,” kata Iruma.

“Kami bisa menginap di hotel,” kata Dean.

“Kalian juga tidak bisa terus-terusan menjagaku, lagipula sudah melewati waktu kan, jadi mungkin aku sudah selamat,” kata Iruma lagi.

“Belum tentu, kan,” kata Sam.

“Kalian juga memiliki banyak tugas lain kan, masih banyak orang lain yang bisa diselamatkan,” saran Iruma.

“Tapi...” kata Dean.

“Kalian juga masih harus menyelamatkan nyawamu, Dean,” kata Iruma.

“Bagaimana kau tahu? Kami tidak pernah memberitahukannya kepadamu,” kata Sam dengan terkejut.

“Ada aja,” kata Iruma sambil tersenyum.

*********

“Dean jangan teriak-teriak nanti di pesawat,” saran Iruma. “Sam, nanti kau beri dia obat tidur saja,”

“Bagaimana kau bisa tahu itu juga?” kata Dean yang aibnya terbuka.

“Ada aja,” Jawab Iruma. Ia tampaknya masih menyimpan rahasia terpendam.

“Nanti kamu pulang gimana?” tanya Sam yang masih khawatir.

“Gampang, tinggal naik taksi.” Kata iruma. “Ngomong-ngomong makasih banyak ya.”

“Itu hanya sebuah hal kecil, tidak usah dipikirkan,” jawab Dean.

“Tapi tetap saja, kalian sudah membantuku,” kata Iruma lagi.

Tiba-tiba terdengar suara operator yang menganggu suasana.

“Udah mau berangkat tuh, hati-hati ya, jangan panik,” kata Iruma sembari tersenyum cerah.

“Iya. Eh kamu punya email gak?” tanya Sam sebelum ia pergi.

“Punya, nih,” jawab Iruma sambil mengambil sesuatu di tasnya lalu menyerahkannya.

“Ini juga punyaku,” kata sam sambil menyerahkan selembar kertas.

“Makasih, bye!” kata Iruma.

“Dah!” kata Sam dan Dean lalu pergi.

Iruma pun berjalan ke arah luar bandara sambil berkata dalam hati.

Maafkan aku Sam, Dean. Bagaimanapun Enma pasti akan membawa jiwaku. Cepat atau lambat. Karena itu tugasnya.

Ia pun masuk ketaksi memberitahu tujuannya dan menyetel lagu di HP nya.

***********

Sam tengah mencari-cari data di Internet pada saat itu, begitu ia dan Dean sampai di Amerika, mereka langsung mendapat kasus, sebuah kasus yang butuh penyelidikan.

Sam mencari-cari berita kasus yang cocok dengan kasus mereka, tanpa sengaja, ia membuka sebuah website berita dengan Headline yang menarik perhatiannya.

SEORANG ANAK PENGUSAHA RESTORAN DI JEPANG DITEMUKAN MENINGGAL TIDAK WAJAR

Sebenarnya bukan judulnya yang menarik perhatiannya, melainkan foto yang terpampang di sana, foto acara pemakaman. Di sana ada Iruma, yang terlihat sangat sedih. Sam sedikit bersyukur dalam hatinya, tapi bukan berarti ia senang ada seseorang yang meninggal dunia.

“Hey Dean, coba lihat ini!” kata Sam memanggil Dean.

“Ada apa?” tanya Dean sambil menghapiri Sam, ketika melihat foto yang tadi dilihat Sam, itu tersenyum, “Syukurlah ia benar-benar selamat,”

Kemudian mereka membacanya, setelah selesai membacanya, mereka berdua mengerutkan kening.

Anak yang mati tersebut adalah anak yang dipanggil oleh Iruma. Cara matinya memang aneh, serangan jantung, padahal masih muda. Entah kenapa, Dean dan Sam merasa tahu bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Tamat

2 komentar:

  1. Keren!Sayang ada typonya.Kok cerita ini mirip Death note ya.Walaupun beda jauh.Keren kok cerita kamu!Keep Writing!

    BalasHapus
  2. Wihii, makasih banget! Memang banyak typo-nya sih, soalnya saya suka males edit FF sendiri ~_~

    Mungkin karena Jigoku Shoujo sama Death Note itu ceritanya sama2 ngambil nyawa orang, jadi mirip.

    - Ilma

    BalasHapus